Thursday, March 27, 2008
posted by chie at Thursday, March 27, 2008

Update dari mbak nur, saya ikutan nyoba ah posting dari outlook. Semoga gak ada embel2 iklan seperti di yahoo, dan semoga bisa nampilin gambar yang saya insert *dulu nyoba di gmail ga bisa*.

DSC_1766.JPG


Yang jadi pertanyaan berikutnya, disebelah mana ya ngasi kategori-nya?

Kesimpulan (updated di blogger!!) :

Yiha, gada iklannyah \:D/ tapi teteeeupp gak bisa insert gambar, dan saya gak tau ngasi kategori di sebelah mana. Tapi lumayan buat jaga image di kantor *apasih

Labels:

 
Monday, March 24, 2008
posted by chie at Monday, March 24, 2008

Keluh kesah adalah bahan penting untuk menunjukkan rasa saling membutuhkan. Tapi tentunya keluh kesah yang tidak berlebihan. Saya sangat menghargai cerita tentang bagaimana orang berproses dan mengalami kegagalan, dibandingkan cerita menggerutui keadaan external di luar kendali. Saya menghargai cerita2 kegagalan yang bisa ditarik pelajarannya, juga orang2 yang bersabar dan selalu menarik hikmah dari kejadian2 yang menimpanya, ato curhat2 tentang kekonyolan yang bisa diketawain bareng, curhat2 panik menjelang suatu momen (inih lucu! Hehe). Saya senang dicurhatin! Asal bukan gerutuan2 menyalahkan keadaan dan hal2 di luar kendali, sementara dia sama sekali tidak melakukan apa2 untuk merubah keadaan itu. Dicurhatin begitu saya bisa apah? Menjadi pendengar yang baik untuk tipe curhater seperti ini artinya mengijinkan dia untuk melemahkan dirinya sendiri dengan pembenaran2 terhadap kondisi yang tidak berpihak padanya, kadang saya berasa diomelin juga, dan tipe curhater seperti ini seringnya menceritakan hal yang sama berulang2. Sekali lagi, saya bisa apa dong selain menganjurkan untuk sabar dan bersyukur?
Do something to create condition as you want, if you can’t, just be patient and grateful.

Labels:

 
posted by chie at Monday, March 24, 2008

Libur 4 hari yang seharusnya menyenangkan kemaren, saya mati gaya. Tidak merencanakan bakal kemana, mendadak pengen ke bandung, dan mendadak batal karena satu dan lain hal. Seharusnya saya ikut Tuti saja mudik ke jogja. Kan ada sekatenan disana, lumayan wisata budaya.
Mupeeng, liat teman2 pada mudik, mupeng liat ibu ini backpacking ma pacarnya ke jogja, saya jadi kangen keluarga beraatttssz. Klo ada yang nanya knp saya gak mudik? bo' kampung halaman saya jauh untuk ukuran 4 hari libur, nanggung diongkos :D
Ah entahlah, semingguan ini saya memang lagi gak JELAS. Banyak bgt ngelakuin sesuatu gk dipikir dulu, cuma ngikutin alur orang aja, dan cuma untuk ngalihin perasaan yang sedang tak menentu. Benar2 gak 100persen saya, mungkin karena belum 8 hari *halah kok bau bau iklan*. Untung juga libur, jadi gak berlarut2 merugikan lingkungan kerja. Mestinya bisa dipake buat mengasah gergaji, tapi ternyata di kos juga bawaannya suntuk mo ngapa2in.
Analisa awal penyebab ketidakjelasan dan mati gaya saya adalah terlalu banyak conflict of interest terhadap diri saya. Sehingga saat ini saya sampai pada tahap dimana saya merasa apa sesungguhnya keinginan saya sudah tidak penting lagi. Nangis dulu aaah :((

Labels:

 
Monday, March 17, 2008
posted by chie at Monday, March 17, 2008

Minggu pagi 16 Maret kemaren, saya dan Tuti ikutan komunitas Batmus (Sahabat Museum) berkunjung ke museum Keramik. Perjalan menuju museum keramik, melewati kota tua. Gak banyak waktu untuk explore Kota Tua, tapi teteup tidak melewatkan beberapa spot buat poto2 :D




















Batu duduk bertuliskan Museum Bank Indonesia (kapan2 kesiniiiii yuuu)














Meriam Si Jagur

Di depan museum Fatahillah, ada yang lagi poto prewed. Jadi tontonan penduduk sekitar yang lagi nongkrong pagi (seriuss nongkrong, bukan olahraga) di sekitar kota tua. Kok saya yang jadi malu hati ngeliatnya. Secara mereka gayanya rada sensual getoh, duh. Tapi sayangnya saya telat ambil gambar yang sensual ituh. Untungnya saya sempat mengabadikan pose mereka berikutnya (hayah penting gituh?). Meski, pose yang ini tidak terlalu menarik minat penduduk sekitar untuk dijadikan tontonan.




















Jam 7.30 sampai di tempat. Sesuai jadwal, kami harus pendaftaran ulang. Fyi, sebelumnya saya dan Tuti sudah daftar via email. Registrasi, dapat nametag dan roti buaya plus teh manis buat sarapan. Mayaaan. Tapi daripada sarapan sama Tuti, saya lebih milih sarapan sama Patung dada S. Sudjojono, pendiri Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Eh, si Tuti juga nggaya gak mo sarapan ma saya. Dia lebih milih sarapan sama Patung dada Raden Saleh.




















Sambil menunggu acara dimulai, kami poto2 lagih. Mumpung gada yang ngelarang inih ;)



















Jam 8, kita dikumpulin dan diceritain sekilas tentang Museum Keramik. Setelah itu, kita disebar jadi 3 kelompok, dan ngikutin guide masing2. Museum ini pada tahun 1970-an adalah kantor walikota Jakbar. Diubah fungsinya (saya gak denger tahun berapanya) jadi Balai Seni Rupa dan Museum Keramik. Tahu 2001, namanya di-combine menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik. Koleksinya ada 2, Keramik dan Lukisan. Koleksi Keramik lokal tertua adalah dari Majapahit abad 14.





















Kendi Susu dari Thailand. Tapi orang lazim menyebutnya sebagai Kendi Majapahit.














Keramik untuk dupa, dan pecahan keramik yang ditemukan di laut.

Juga ada keramik dari Sentra2 Industri di Indonesia.























Paling kanan keramik Lombok, ciri khasnya ada rangkaian semacam uang logam.






















Keramik Bandung, aliran Modern, yang cenderung tidak beraturan dan tidak simetris.





















Keramik yang melewati proses pembakaran 2x.
Pembentukan tanah liat, kemudian pembakaran pertama pada suhu 900 derajat. Lalu diglasir dengan pewarnaan tertentu sesukanya, dibakar lagi pada suhu 1200 derajat. Jadinya emang bagus mengkilat.

Di bagian lukisan, saya yang tidak paham dan tidak punya jiwa seni ini, cuma tau klo lukisan2 itu pasti saya gak bisa buatnya.































Klo yang ini sih bukan lukisan, tapi potonya tuti diantara 2 totem.

Acara berikutnya, yang ditunggu2 adalaah, workshop bikin keramik,,, uhuy! Saatnya main tanah.





















Ini peralatan dan bahan2 yang diperlukan. Yang di plastik itu isinya tanah liat tanpa pasir. Langsung diimport dari Pleret.



















Ituh masnya lagi nyontohin bikin keramik pake alat puter kek di pelem Ghost. Saya dari kos dah ngebayangin aja bikin keramik ala Demi Moore. Ternyata alat puternya cuma 2 untuk sekitar 196 peserta, wew. Antrinya bakal kelamaan. Jadinya diajarin teknik pitching, bikin keramik tanpa alat puter. Tanah liatnya diplintir memanjang satu2 baru disusun dan dirapihin, gak bisa kasi gambar, soalnya tangan pada kotor, gak bisa moto. Ada juga teknik pake cetakan, macem2 cetakannya, daun, kupu2, gajah, bebek, kodok, cem macem deeeh.


Pokonya punya saya jadinya kayak gini (dipoto sama tuti setelah cuci tangan).






















Bentuknya memang tidak beraturan, karena saya terinspirasi oleh aliran modern *ngeles*.

Klo yang punya tuti lebih rapih nih, dia lebih memilih membuat aliran sendiri. Perkiraan saya aliran fabel. Temanya gajah kecemplung sumur. Lalu kupu2 dan bebek hidup berbahagia selamanya. Happy ending deh pokonya, dengan mengorbankan gajah tentunya.




















Dan ini karya semua peserta workshop.



















Selesai bikin keramik, peserta dah boleh pulang. Sebelum pulang kita dibekelin teh kotak dulu sama cemilan2. Keramik2 yang kita bikin dikumpulin buat dibakar. 2 minggu lagi boleh diambil. Saya boleh gak ya ngambil punya orang lain aja?

Labels: ,

 
Tuesday, March 11, 2008
posted by chie at Tuesday, March 11, 2008

Saya kangen lari2 pagi di lingkungan kampus saya. Keluar dari kos subuh2, rasanya aman2 saja, dan tentunya merasa sehat. Sabtu kemaren pengen memulai hidup sehat, saya bersiap untuk lari pagi dengan semangat tentunya, namanya juga baru mulai :D. Menuju spot lari pagi yang kata mbak di kosan cucok, wicis taman di depan alfamart. Taman itu dikelilingi jalan raya. Sampe di spot, saya langsung patah semangat. Udara tidak segar seperti seharusnya pagi, tapi justru lebih seperti sisa malam yang sebelumnya penuh polusi. Belum lagi beberapa lalu lalang kendaraan yang mengantarkan orang2 didalamnya memulai aktivitas pagi mereka, meski tidak banyak tapi cukup mengganggu. Dan gak nyaman pula lari2 sendiri dengan suasana begitu. Saya kok jadi lebih berasa lari2 malam daripada lari2 pagi, gak aman dan rasanya gak sehat.
Akhirnya dengan lari2 gontai balik ke kos. Senam ringan aja di kamar. Sungguuh saya pengeen olahraga sambil liat2 pemandangan dan menghirup udara segar. Bandung masi gitu gak ya?

Labels:

 
Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com