Peringatan : Tidak disarankan menonton ini di bioskop karena hanya membuang uang dan waktu anda, serta menimbulkan kegetiran yang mendalam. Tunggu saja film ini ditayangkan di televisi, itu pun jika pada saat itu semua channel TV sedang bersaing menampilkan acara2 tidak bermutu, bolehlah ini jadi pilihan.
Memenuhi undangan traktiran yang bagaimana mungkin ditolak (nonton gratis gitu loh :-> ), di hari sabtu siang yang cerah, di sebuah mall sebut saja Blok-M. Ada 4 pilihan film yang ada, Hancock dan Kungfu Panda film berkualitas bintang 4 ke atas yang sudah saya tonton, Tiren film horor picisan, dan Tri Mas Getir. Pilihan jatoh ke Tri Mas Getir, karena gada pilihan lain (dari sisi saya :D), meski waktu saya liat trailernya di TV udah keliatan garing be-ge-te. Tapi gapapa lah, gratis ini *bletak*. Masih ada sedikit harapan, melihat pemainnya cukup layak jual, semoga filmnya setidaknya memenuhi kategori menghibur untuk kelas film yang ditayangkan di bioskop.
Dibuka oleh perkenalan nama2 pemainnya, teknik animasinya sudah men-citrakan klo film ini tidak dibuat dengan sungguh2. Latar belakang merah, nama2 dengan huruf cetak hitam, di tampilkan seolah animasi power point pada slide presentasi, ditambah iringan lagu ”Mahluk Tuhan paling sexi”-nya Mulan yang udah basi itu. Sungguh gak ada sentuhan kreativitas disitu, dataaar.
Tampaknya (tampak dari posternya) ini cerita tentang penculikan Titi Kamal, selebritis dambaan Tri Mas Getir.
Ada Tora Sudiro, cucu pemilik padepokan bela diri. Entah kenapa saya berharap setidaknya Tora ber-akting sedikit serius sebagai jagoan kungfu, tetap dengan cara yang cerdas menyelipkan unsur humor disitu.Tapi harapan tinggal harapan, Tora ber-akting ala Extravaganza. Mungkin klo lagi nonton Extravaganza, saya bisa tertawa, tapi booo’ ini kan untuk kelas film komedi, dan Tora disitu sungguh gak lucu, jayus, maksa dan dibuat2.
Ada Indra Birowo dan Vincent, 2 mas Getir lainnya *halah*. Menurut saya, bagian yang dimainkan Indra dan Vincent malah lebih lucu daripada bagiannya Tora. Kasian bgt sih Tora. Dipaksa buat ngelucu, dan namanya dipaksa, lucunya juga jadi maksa.
Tapi hebatnya, sekelompok remaja yang nonton dibelakang kami, ketawa ngakak bgt cuma karena liat Tora lagi Buang Air B****, liat Tora, Indra dan Vincent turun dari mobil dengan dandanan bencong, liat Indra nangis jongkok di WC sampe upilnya yang menjijikan keleleran gak jelas dan adegan dia lupa mbasuh *jorooook! :|*,,, lah yang kayak gitu kan udah basi bgt. Lucu2an jaman extravaganza baru keluar dulu. Pantes aja film2 gak berkelas kayak gini tetap ramai diproduksi. Memang ada penikmatnya ternyata.
Belum lagi ditambah layar studio di bioskop Blok M yang mini aja gituh, bikin gak berasa nonton di bioskop, menambah tumpukan2 minus acara nonton kali ini. Daripada cape hati kami ngomel2 gak jelas, akhirnya setengah film (mantap juga bisa sampe setengah) kami memutuskan walk out.
Mending saya nonton Hancock atau Kungfu Panda lebih dari sekali daripada nonton Tri Mas Getir. Mengobati kekecewaan, saya dipaksa untuk ditraktir nonton Hancock lagi *gak nolaaaak laaa \:D/*. Tak lupa pindah bioskop. Dan memang, kekecewaan ini terobati huhuhu.
Labels: film